Mudahnya buang sampah sembarangan, jujur saja jangankan sampah makanan sampah pastik pun selalu ada di sekeliling kita. Krusial tapi sering di abaikan itulah sampah makanan. Makanan yang bersisa dirumah saja sudah menyumbang limbah apalagi kondisi di luar sana. Meski kita beli makanan di luar atau ngolah sendiri dirumah, tetap saja sampah sisa makanan dan bungkusnya selalu ada. Lalu bagaimana caranya supaya sampah makanan yang ada tersebut diminimalisir ?
Sebenarnya mengelola sampah itu susah-susah gampang. Susah karena harus teliti dalam penggunaan makanan. Gampang karena sudah kondisi untuk mengelola sampah ini sudah menjadi kebiasaan.
Saya sendiri kadang suka memperhatikan apa yang terjadi di sekeliling ketika keluar rumah kebiasaan orang untuk menjaga kebersihan itu masih minim. Ada saja sampah plastik di jalanan, puntung rokok, atau apapun itu. Belum lagi orang-orang yang beli makanan di pinggir jalan yang pakai bungkus plastik sekali pakai. Baru juga diterima makanannya terus gak lama bungkusnya main buang sembarangan. Memang sih gak semua orang punya kebiasaan jelek seperti itu. Tapi memang masih banyak dominasi kebiasaan buruk itu ditemui bukan hanya di buang di jalan, tapi parahnya mereka buang juga di sungai.
Jika diperhatikan memang kebiasaan membuang sampah sembarangan dikarenakan juga tidak adanya fasilitas bak sampah di sekeliling pinggir jalan, makanya secara otomatis orang-orang itu dengan mudah buang sampah sembarangan. Meski demikian bukan berarti perilaku buruk ini bisa langsung di anggap benar, jelas itu merupakan suatu kesalahan yang bisa merugikan orang banyak.
Maka dari itu sebenarnya masalah sampah seharunya punya konsen tersendiri dalam penangannya. Tidak bisa di anggap remeh. Contoh saja di beberapa negera maju di luar sana saja, mereka memiliki aturan ketat dalam membuang sampah. Sampah-sampah yang dikumpulkan dan diterima oleh si pengolah sampah sudah harus dikelompokan berdasarkan isinya agar si pengelola sampah lebih mudah mengelola sampah-sampah tersebut. Dikelompokkannya berdasarkan sampah organik atau anorganik.
Sampah organik adalah sampah yang bisa di olah kembali. Sampah ini bisa dengan mudah diterima bumi, terurai alami oleh tanah dan termakan oleh waktu. Seperti sampah karton, dus atau produk kertas bisa di olah kembali menjadi bahan baku kertas, biasanya ini digunakan untuk kertas daur ulang yang bisa punya nilai harga di pasaran. Bisa di kelola oleh lembaga atau juga bisa di bakar. Cuma kalau di bakr akan menyebabkan polusi udara yang beracun. Jadi lebih baik dikelola secara tertentu saja agar tidak menimbulkan polusi baru bagi lingkungan sekitar.
Lalu contoh sampah organik lainnya seperti sampah sisa bahan makan rumah tangga, sampah ini bisa digunakan untuk pupuk kompos, atau menjadi makanan hewan. Sampah jenis ini juga bisa digunakan sebagai bahan produksi biogas.
Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak mudah terurai olah tanah. Sampah-sampai ini penguraiannya memiliki konsen khusus dalam pengolahannya. Contoh seperti teflon bekas, termos, panci, meja atau lemari bekas, toples, pc, laptop, kulkas, ban, plastik, kabel, kaca, serta komponen alumunium lainnya. Barang-barang ini wajib dikelola oleh suatu lembaga agar dapat di produksi ulang. Karena barang ini sangat berbahaya jika hanya di bakar atau di timbun oleh tanah. Produksi ulang bahan-bahan bekas tersebut bisa menyelamatkan bumi dari kerusakan lingkungan.
Maka dari itu jangan hanya pintar produksi sampah tapi kita juga harus pintar mengelola barang bekas yang tidak friendly lingkungan ya gaes.
Sebenarnya apa saja sih hal-hal yang harus di lakukan agar kita berkontribusi dalam pemeliharaan lingkungan sekitar kita agar bebas sampah terutama sampah sisa makanan. Dimulai saja dari kehidupan rumah tangga atau lingkungan kita sehari-hari.
Buat saya faktor efisien dan efektif dalam konsumtif makanan mendasari sampah makanan itu lebih minim dihasilkan. Gimana caranya, yuk simak caranya :
1. Batasi makanan yang akan di kelola sesuai penghuni rumah
Cerdas dalam mengelola makanan akan menghasilkan sisa makanan yang minim. Membatasi makanan yang akan di konsumsi setiap harinya akan lebih baik daripada punya kebiasaan makanan yang berlebih. Contoh, jika dalam satu rumah hanya 2 orang yang makan nasi dari 4 anggota keluarga yang ada, maka cukup memasak nasi sesuai orang yang makan nasi saja. Jika lauk yang dibutuhkan hanya 4 pcs untuk makan siang dan malam (karena pagi sarapan tidak makan berat) maka lauk sisanya yang sudah di olah (di ungkep) bisa di taruh di chiler atau frezeer. Jadi nanti sewaktu-waktu mau makan tinggal angetin atau tinggal goreng saja, praktis dan mudah. Cara ini cukup efisien dan berguna lho, jadi makanan tidak akan mubazir kebuang karena kebanyakan. Dan pastinya cara ini cukup meminimalisir sampah makanan.
Biar lebih ter'organize bahan makanan bisa gunakan cara ini, insya allah sampah makanan akan minim. Food preparing membuat IRT gak akan lagi pusing-pusing mikirin menu makanan apa yang akan di sediakan setiap hari. Satu hal yang utama adalah mesti rajin dan konsisten. Karena menyiapkan bahan makanan dalam kotak-kotak food containers dalam beberapa hari kedepan itu diperlukan effort. Seperti bersihkan bahan makanan mentah, mencuci dan memasukannya ke dalam food container lalu pengaturan menu seminggu kedepan. Hal ini saya rasa bagus dan cukup terorganisir, karena bahan makanan yang siap olah sudah sesuai takaran anggota keluarga yang makan.
3. Beli bahan makanan sebutuhnya saja, hilangkan kebiasaan menimbun makanan
Paling benar memang mengganti menu makanan setiap hari, makanan terjaga kesegaranya dan masih bagus kualitasnya. Tapi kadang orang pengen cepetnya aja, akhirnya timbun makanan aja. Makanan di masak banyak, melebihi quota jumlah orang yang makan, akhirnya makanan kebuang begitu saja dikarenakan sudah basi, sudah bosan, atau lupa karena sudah masuk kulkas dan gak kesentuh. Belum lagi makanan lainya yang sudah lama nongkrong di kulkas lupa di cek dan akhirnya ngehnya sudah expired. Jelas ini mubazir dan jadi dosa kan karna buang-buang makanan. Maka belilah makanan sesuai kebutuhan saja.
4. Makanan berlebih dirumah, bagikan ke tetangga terdekat
Inilah gunanya sedekah membuat kita tidak merasa bersalah atas makanan yang sedang berlebih di rumah, dan kitapun otomatis dapet pahala kalau bagikan ke tetangga terdekat. Memang berlimpahkanya makanan kadang membuat bingung jika anggota di dalam rumah hanya sedikit. Beda dengan keluarga besar yang isinya anak, mantu, cucu jadi makanan berapapun banyaknya akan habis dengan cepat. Sesuaikan saja semua dengan kondisinya.
5. Semangat Go Green dengan sisihkan bagian sayur atau biji buah untuk di tanam
Pekarangan rumah yang asri memang enak jika ditumbuhi tanaman hijau. Meski sekarang ini banyak orang beralih menjadi hobby tanaman hias, bukan berarti hobby menanam sisa sampah bahan makanan di dapur adalah sesuatu yang salah. Hal ini justru akan sangat berguna jika kita besoknya merasakan panen dari hasil tanam sendiri. Gimana caranya? cukup siapkan suatu tempat di sudut rumah lalu siapkan wadah tanam, media tanam, dan bahan yang akan di tanam. Rajin disiram dan diberi sedikit pupuk. Lalu pastikan mereka dapat sinar matahari yang cukup selanjutnya biarkan mereka tumbuh.
6. Sisa makanan yang ada kasihkan ke hewan sekitar
Hal ini juga salah satu solusi ampuh dalam mengurangi sampah makanan sisa. Apalagi kalau bukan kasihkan ke hewan sekitar. Jika tinggal di kampung akan sangat mudah menemukan ayam, kucing, bebek atau hewan lainnya. Sisa makan bisa dengan gampang mereka makan. Sisa makanan kita adalah keberkahan bagi mereka. Menyenangkan sekali bukan. Tapi jika tidak ada hewan-hewan tersebut, jelas kita harus ekstra cara cara lain, gimana caranya agar sisa-sisa makan itu tidak menambah limbah sampah makanan yang akan di angkut petugas sampah. Salah satunya, jangan pernah menyisakan makan makanan di meja makan, biasakan makan habis. Kalau orang dulu bilang, kalau nasinya sisa nanti nangis lho. Tapi kalau kita pahami, menyisakan makanan adalah sebuah kesalahan besar. Karena keberkahan ada di setiap sendok yang kita makan.
7. Jadwalkan bersih-bersih kulkas 1 minggu sekali
Prinsipnya ada makanan yang masuk kulkas setiap hari maka harus ada waktu untuk inspeksi keberadaannya. Bahkan kalau perlu tulis atau catat di note cointainers kapan makanan itu dibeli dan kapan expirednya. Ini memang effort, tapi ini sangat berguna. Pastikan juga kulkas terjaga hawa baunya, gunakan pembersih bau kulkas yang biasanya dapat menjaga sampai 6 bulan, setelah 6 bulan wajib ganti. Agar kulkas tidak mudah bau. Karena bau akan mempengaruhi makanan lainnya, dari bau yang ditimbulkan akan membuat kita tidak nyaman saat buka kulkas. Dan tentunya akan mengurangi kualitas makanan. Isi kulkas yang ter'organize dan selalu terjaga isi di dalamnya tentu ini akan jadi sangat menyenangkan. Dengan ini makanan tertata dengan baik menjadikan minim limbah sampah makanan.
8. Cek kadaluarsa makanan dalam kemasan, hingga segera memasaknya
Di kulkas maupun di lemari pendingin bahan makanan pastikan sering di cek ke absahan tanggal kadaluarsanya. Karena kalau gak ngeh ketika sudah melewati tanggal tersebut pastinya akan menyesal di belakangnya, Karena kita akan dengan terpaksa membuang makanan yang belum disentuh. Dari sini belajar kelola makanan memang sangat penting. Ingat di luar sana masih banyak orang yang sulit untuk makan, tapi kamu dengan mudah membuang makanan yang sudah kadaluarsa hanya dikarenakan lupa cek tanggal.
9. Beli bahan makanan fresh di tukang sayur jangan timbun di kulkas
Ini kebiasaan orang tua dulu menyajikan makanan fresh setiap hari, mamaku pun selalu belanja bahan makanan setiap hari, selain fresh kebiasaan ini meminimalisir timbunan bahan makan di kulkas karena berlebih. Makanan fresh memang jauh lebih baik daripada makanan yang sudah menginap. Selain menurunkan kualitas makanan yang di taruh di kulkas juga tidak bagus bukan? Selain itu mengolah bahan makanan yang masih fresh itu jauh lebih baik, dari pada mengolah bahan dari inapan di kulkas karena kualitas jelas sudah turun.
10. Punya minyak goreng bekas pakai, kasihkan ke penampungan minyak jelantah
Efisien bukan berarti pelit, tapi cerdas dalam menggunakan. Ya minyak jelantah memang minyak yang sudah bekas berkali-kali pakai. Penyumbang terbesar jelas adalah kaum ibu rumah tangga. Karena aktifitas dapur gak jauh dari menghasilkan minyak bekas pakai. Kalau di tukang gorengan pinggir jalan entah udah gorengan ke berapa mereka baru membuangnya. Tapi kita selaku ibu rumah tangga tentu mesti tahu, minyak kelapa sawit itu seharusnya hanya boleh dipakai 2 sampai 3 kali saja.
Karena memang minyak ini masih kalah kualitasnya di banding minyak kelapa murni. Meski kualitas minyak kelapa jauh lebih bagus daripada minyak kelapa sawit dan harganya pun 2x lipat lebih mahal daripada harga minyak kelapa sawit, tapi tetap saja masih jarang ibu-ibu diluar sana menggunakannya. Mereka masih banyak yang beralih ke minyak sejuta umat yakni minyak kelapa sawit. Selai harganya murah, efisien juga bagi mereka. Oh ya sekarang ini sudah ada akun-akun di instagram yang menerima limbah minyak jelantah. Contohnya disini minyak jelantah
Yuk aplikasikan! agar limbah yang satu ini tidak tersia-siakan terbuang ke tanah, karena klaimnya minyak bekasnya akan dijual untuk dijadikan bahan pembuat Biodiesel. Lalu hasil penjualannya, untuk Donasi (Berbagi) Sembako kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan.
Indah bukan, berbagi dengan cara yang tak terduga menyumbangkan yang kita nilai sampah tapi itu malahan bernilai buat mereka.
Note:
Artike ini di ikut sertakan dalam lomba blog https://bandungfoodsmartcity.org
Baca Juga :
Post a Comment