Picture : freepik.com
Ada beberapa orang memutuskan untuk menikah muda dan ada juga yang berkeinginan nanti-nanti dulu alias nikah di saat sudah mapan. Banyak diluar sana yang sibuk kejar setoran di usia 25-26 dua atau tiga tahun setelah lulus langsung menikah bahkan ada yang di paksakan pernikahannya meski ada beberapa hal yang tidak masuk akal. Dengan pertimbangan sudah ada pasangan, sudah punya pekerjaan, sudah bisa membiayai diri sendiri dan siap lahir batin membangun rumah tangga, tapi pada kenyataannya gak semua orang punya nasib yang sama dan flat.
Sama-sama rambut hitam, sama-sama makan nasi, sama-sama menempuh pendidikan tidak berarti nsib dan keberuntungan juga harus sama. Dan itulah yang terjadi pada lingkungan sekitar kita. Kadang diperlakukan atau dibanding-bandingkan dengan beberapa orang yang pada umumnya melakukan hal yang seharusnya mereka lakukan adalah sesuatu yang menyebalkan tapi itulah hidup. Ketika kamu belum nikah ditanya kapan nikah, sudah nikah belum punya anak ditanya kapan punya anak, sudah punya anak satu ditanya kapan punya adik. Kapan, kapan dan kapan itulah pertanyaan yang sebenernya sepele tapi bagi sebagian orang itu merupakan kutukan ahahaa (lebay ya). Mereka tidak memikirkan pertanyaan itu apakah menyinggung atau tidak.
Bagi orang-orang negara maju sebagian orang menikah banyak yang menikah di umur 33-34, dan tidak ada yang protes dengan sibuk mengkritik dengan kata-kata kapan dan kapan. life is so peaceful, jika kita menyikapi sekeliling kita dengan bijak. Pertanyaan itu begitu menyiksa mereka yang mengalaminya dan bagi orang yang hanya bertanya itu adalah masalah sepele. Kalau boleh ditambah, sekalian aja tanya kapan mati, Nah lho kan gak ada yang tau itu kapan, semua pertanyaan itupun sama. Hanya yang maha kuasa yang punya rahasia kapan pertanyaan-pertanyaan itu akan terjawab. So please do not judge people, like what you did!
Menikah muda atau menikah di usia matang adalah suatu pilihan hidup. Gak ada yang bisa memaksa akan hal itu, dan gak terkecuali orang tua. Memang menikah di usia muda itu banyak positifnya, saat anak sudah besar kelak kamu masih terlihat muda. Terlindungi dari menumpuk dosa dikarenakan nafsu sesaat, belajar lebih dini masalah parenting, lebih dewasa di usia dini dan hal-hal lain yang memaksa kita untuk lebih tegar dalam kehidupan rumah tangga di usia muda. Tapi bukan berarti menikah di usia matang tidak memiliki hal-hal positif yang dimiliki orang-orang yang menikah di usia muda. Berikut pemaparannya kalau menikah di usia matang punya beberapa kelebihan :
1. Lebih Dewasa Tingkat Berfikirnya
Orang yang menikah di usia matang dari segi psikologis itu dikategorikan sudah sangat siap. Pikiran mereka sudah terbentuk dan ready dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Lebih memikirkan dahulu sebelum bertindak, apakah itu baik atau malah memperparah. Lebih memikirkan solusi-solusi atas masalah yang dihadapi sehingga sudah jauh dari sikap ABG yang masih bersikap kekanak kanakan dan mementingkan ego sendiri.
2. Lebih Siap Secara Materi
So pasti kalau hal ini, mereka yang sudah matang sudah mempersiapkan segalanya demi sebuah pernikahan dari jauh-jauh hari. Dari fokus hanya belajar saat di bangku pendidikan, lalu fokus mengejar karir. Setelah bertemu yang tepat maka itu merupakah hari yang telah lama dinant-nanti sehingga mereka ini sudah mempersiapkan segala sesuatunya sampai sedetail-detailnya. Dan bahkan sudah diperhitungkan dari jauh-jauh hari, jadi untuk urusan materi hohoho sudah gak tuh yang namanya masih nodong sama orang tua.
3. Lebih Bisa Menahan Ego
Yap lebih bisa menahan ego diri, semua akan dipikirkan matang-matang. Daripada ribut lebih baik diam dan introspeksi diri. Daripada runyam mending sama-sama diam dan berkaca diri dan dibicarakan secara kepala dingin. Dan lebih banyak mengalah untuk kebaikan. Sedangkan orang yang di usia muda masih mempertahankan ego dengan bersikap menang-menangan. Memang gak semuanya bisa menekan ego seperti ini, tapi sebagian besar sudah pintar mengelola emosi dimana ini sangat penting dalam pernikahan.
4. Lebih Setia
Orang yang cerdas adalah orang yang bisa setia, yap betul itu. Coba aja perhatikan orang yang gak bisa dipegang kata-katanya setinggi-tinggi jabatannya akan runtuh wibawanya seketika ketika dia tidak setia. Dimana arti tidak setia itu adalah dia sudah tidak cerdas atau dibawah rata-rata (Ups). Orang yang sudah siap bhkan sangat siap menikah akan tau bagaimana bersikap sangat setia hanya pada satu pasangannya.
5. Lebih Menjaga Pernikahan
Kembali kepada niat sebelum pernikahan, semua orang pasti ingin menjadi pasangan dunia akhirat. Orang yang sudah komit pasti gak diragukan lagi dia sudah benar-benar bisa dipegang kata-katanya. Dan ini lebih banyak ada di umur-umur yang sudah matang karena mereka sudah mengerti dan paham apa yang harus diprioritaskan. Mereka lebih mengutamakan keluarga dibandingkan mengusir waktu dengan nongkrong-nongkrong gak jelas bersama teman-teman. Semua kesenangan dan pencarian jati diri sudah puas terlampiaskan saat masa sebelum menikah. Jadi kebanyakan mereka tak akan kena lagi dari bayang-bayang kesenangan semu diluar sana dan lebih mementingkan keluarga. Untuk mereka yang masih muda dan berkeputusan menikah dengan tidak didasari kemantapan hati yang seutuhnya, banyak dari mereka masih dihantui oleh bayang-bayang kenikmatan dan kesenangan yang kurang mereka dapatkan dari waktu sebelum menikah dulu. Sehingga saat hasrat datang lagi dia bisa saja akan lebih mementingkan mengejar kesenangan semu tersebut dibanding dengan perannya untuk memlihara keluarga yang baik.
6. Lebih Mengerti Pondasi Pernikahan
Orang yang lebih matang pikirannya baik secara fisik atau umur banyak yang lebih mengerti makna dari tujuan menikah. Sehingga kalau terjadi apa-apa mereka punya pondasi yang kuat atau bisa kita sebut punya ilmunya. Tapi beda ketika mereka yang menikah hanya sekedar ingin menikah atau malah hanya ingin balap-balapan dengan teman-temannya. Orang-orang ini gak punya pondasi yang kuat di dalamnya, maka jangan heran orang-orang ini lebih rentan dan rapuh saat terkena masalah.
So gak selamanya menikah itu memang enak, banyak keruwetan yang terjadi. Kesalahpahaman dan ketidakmengertian apa yang dimaksud pasangan satu sama lain. Begitupun pada pasangan yang menikah muda atau matang, tapi orang yang sudah cukup siap banget menikah akan lebih-lebih menjaga daripada hanya sibuk dengan ego masing-masing. Mereka akan lebih memutuskan bersikap saling memperbaiki diri demi sebuah pernikahan yang Sehat. Pernikahan itu sendiri adalah masalah menahan ego. Dulu saat single kamu bisa saja bertinggah semau gw tapi ketika menikah semua pasti ada aturannya dan itu lebih ketat. Karena kamu adalah pakaian untuk suami dan begitupun sebaliknya.
Bagi saya menikah itu adalah ibadah yang gak bisa dinilai dari apapun. Masalah kenapa banyak permasalahan di dalam rumah tangga, itu kembali kepada diri masing-masing. Kenapa ? perlu dipertanyakan lagi atau flash back apa tujuan dari menikah dan untuk apa ? Orang menikah itu kan pasti bukan karena paksaan, kamu berdua saling manyayangi bukan? lalu sekarang dengan timbulnya suatu permasalahan pasti ada sesuatu yang salah di dalamnya.
Ini semua hanya terletak dari satu statment, apakah kamu menikah dengan orang yang salah atau cara nya mencintai kamulah yang salah.
Semoga kita semua berjodoh dengan yang sebenar-benarnya jodoh dunia akhirat. Aamiin.
Baca Juga :
Post a Comment